BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengetahuan dan pembelajaran
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengetahuan akan diperoleh
melalui sebuah pembelajaran baik secara formal, semi formal, maupun non formal.
Pembelajaran formal adalah pembelajaran yang biasa terjadi di bangku sekolah
dasar hingga perguruan tinggi. Dalam pembelajaran tersebut terjadi interaksi
langsung atau tatap muka antara guru dan murid dalam menyampaikan materi
pengetahuan.
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, proses pembelajaran pun mulai semakin canggih,
menggunakan berbagai macam media teknologi yang canggih sehingga mendukung
efektifitas pembelajaran. Salah satu media pembelajaran saat ini yang
memanfaatkan perkembangan IPTEK adalah E-Learning.
E-learning selain memudahkan guru
dalam menyampaikan pengetahuan juga merupakan alternatif solusi bagi mereka
yang ingin mengikuti pendidikan tapi terhalang oleh faktor finansial, fisik,
dan geografis. Karena melalui e-learning seorang subyek didik akan bisa
mengakses pengetahuan meski tanpa langsung bertatap muka dengan pendidiknya. Untuk
lebih jelasnya, dalam makalah ini akan diterangkan mengenai pengertian
e-learning, penggunaan, kelebihan, serta kekurangannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Online
learning juga biasa disebut electronic learning atau e-learning,
merupakan pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer
dan media berbasis komputer. Materi pembelajaran diakses melalui suatu jaringan
dengan sumber-sumber seperti website, internet, CD-ROOM, DVD.[1]
Program e-learning dapat membantu subyek didik untuk mengakses pengetahuan
serta juga mendapat bimbingan untuk mencapai hasil tertentu.
Secara singkat e-learning berkaitan
dengan bagaimana suatu pengetahuan itu di-digitalisasi sehingga dapat disimpan
dalam bentuk elektronik. e-learning bertujuan membantu individu mencapai tujuan
pendidikan atau membantu organisasi membangun ketrampilan yang berkaitan untuk
meningkatkan tugas.
Seperti yang telah dijelaskan di
atas, materi pmbelajaran dalam e-learning dapat disajikan melalui website atau
internet. Hal ini bisa berarti cakupan pengertian e-learning yang lebih
spesifik, yakni hanya melalui website
atau internet. Program pembelajaran akan disajikan atau diakses melalui
jaringan internet yang terprogram. Pada program ini sekolah atau pihak
penyelenggara menyediakan sebuah situs atau web e-learning yang menyediakan
bahan belajar secara lengkap baik yang bersifat interaktif maupun non
interaktif.
Kegiatan belajar yang sangat
berbeda antara belajar tatap muka dengan online learning adalah pemberian
otonomi yang luas kepada subyek didik dalam pemilihan tentang kapan, dimana,
dan bagaimana cara belajar.[2]
Pembelajaran dalam online learning lebih mebebaskan subyek didik untuk mengatur
minat dan cara belajar sendiri tapi tetap bertanggung jawab. Subyek didik harus
memiliki inisiatif dan disipiln diri untuk belajar dan melaksanakan
tugas-tugas. Untuk itu perlu semangat dan motivasi yang tinggi dari subyek
didik sehingga pembelajaran bisa efektif dan berhasil.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
merupakan unsur yang penting dalam e-learning. TIK juga mendukung proses
kegiatan pembelajaran secara umum. Terkait dengan dukungan TIK dalam
pembelajaran, ada beberapa istilah yang mempunyai kemiripan diantaranya distance education, distance learning, komputer
mediated learning, komputer aided instruction, dan sebagainya.
Distance learning yaitu instructional delivery yang tidak
mengharuskan siswa untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan
pengajar. Distance education yaitu
model pembelajaran dimana siswa berada di rumah atau kantor mereka dan
berkomunikasi dengan dosen maupun dengan sesama mahasiswa melalui e-mail, forum diskusi elektronik, video conference, serta bentuk
komunikasi lainyang berbasis komputer. E-learning yaitu proses belajar yang
difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan TIK. Dari istilah-istilah lain,
e-learning mempunyai cakupan pengertian yang lebih umum digunakan dan
menekankan aspek penggunaan TIK dalam memfasilsitasi kegiatan pembelajaran
kapan saja dan dimana saja.[3]
B.
Tujuan,
Manfaat, Dan Karakteristik E-Learning
Tujuan, manfaat, dan karakteristik sistem
e-learning sebagai media pembelajaran, sebagai berikut:[4]
1. Tujuan
sistem pembelajaran melalui e-learning yaitu:
a. Meningkatkan
kualitas pembelajaran pembelajar.
b. Mengubah
budaya mengajar pengajar.
c. Mengubah
belajar pembelajar yang pasif kepada budaya belajar aktif, sehingga terbentuk
independent learning.
d. Memperluas
basis dan kesempatan belajar untuk masyarakat.
e. Mengembangkan
dan memperluas produk dan layanan baru.
2. Manfaat dan dampak yang diperoleh dari pembelajaran
melalui e-learning adalah:
a. Perubahan
budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran.
b. Perubahan
pertemuan (tatap muka) di kelas dan pertemuan tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu melalui fasilitas e-learning.
c. Tersedianya
materi pembelajaran di media elektronik melalui website e-learning yang mudah diakses dan dikembangkan oleh
pembelajar dan mungkin juga masyarakat.
d. Pengayaan
materi pembelajaran sesuai kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
kemajuan teknologi.
e. Menciptakan
competitive positioning dan meningkatkan brand image.
f. Meningkatkan
kualitas pembelajaran dan kepuasan pembelajar serta kualitas pelayanan.
g. Mengurangi
biaya operasi dan meningkatkan pendapatan.
h. Interaktivitas
pembelajar meningkat, karena tidak ada batasan waktu belajar.
i.
Pembelajar menjadi bertanggung jawab
akan kesuksesannya (learner oriented).
3. Karakteristik
sistem e-learning
Dari beberapa sistem
e-learning yang dikembangkan, secara umum kita dapat membagi berdasarkan sifat
interaktifitas e-learning menjadi 2 karakteristik, yaitu:
a. Sistem
yang bersifat statis
Untuk aplikasi sistem yang bersifat
statis ini, yaitu:
1) Pengguna
hanya dapat men-download bahan ajar yang diperlukan.
2) Seorang
administrator, hanya dapat meng-upload file-file materi.
3) Pada
sistem ini, suasana belajar yang sebenarnya tak dapat dihadirkan, misalnya
jalinan komunikasi.
4) Sistem
ini cukup berguna bagi mahasiswa-siswa yang mampu belajar otodidak dari
sumber-sumber bacaan yang disediakan dalam sistem ini, baik yang berformat
HTML, Powerpoint, PDF, maupun yang berupa video.
5) Sistem
ini berfungsi untuk menunjang aktifitas pembelajaran yang dilakukan secara
tatap muka di kelas.
b. Sistem
yang bersifat dinamis
Untuk aplikasi sistem yang bersifat
dinamis ini, yaitu:
1) Fasilitas
yang tersedia pada sistem ini lebih bervariasi, seperti forum diskusi, chat,
e-mail, alat bantu evaluasi pembelajaran, manajemen pengguna, serta manajemen
elektronis.
2) Mahasiswa
mampu belajar dalam lingkungan belajar yang tidak jauh berbeda dengan suasana
di kelas perkuliahan.
3) Sistem
e-learning digunakan untuk membantu proses transformasi pengetahuan dengan
paradigma student centered.
4) Dosen
aktif member materi, meminta mahasiswa bertanya mengenai sesuatu yang belum
dipahami dan mahsiswa dilatih belajar secara kritis dan aktif.
5) Sistem
e-learning dapat dikembangkan dengan mengguankan pendekatan metode belajar
kolaboratif (collaborative learning)
maupun belajar dari proses memecahkan problem uang disodorkan (problem-based learning).
C.
Penerapan
Program Pembelajaran Melalui Online Learning
Penerapan proses
pembelajaran melalui program e-learning atau online learning di Indonesia masih
bersifat blended e-learning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama
melainkan sebagai bahan dan alat pelengkap dari pembelajaran konvensional.
Pembelajaran dengan control guru di kelas masih tetap dominan, siswa belum
secara totalitas menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet
baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai komplemen atau pengganti
proses belajar mengajar konvensional.[5]
Atau dapat dikatakan apilkasi pendidikan yang terjadi adalah e-learning yang
dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran campuran atau
hybrid learning. Pola semacam ini merupakan pengembangan e-learning di level sekolah guna yang bertujuan
mendukung pembelajaran klasikal terutama di level SMA/SMK, juga SMP bahkan
level SD.
Berikut
ini contoh-contohnya:[6]
SMA/SMK:
§http://elearning.smayps.sch.id/
§http://elearning.smkcikini.sch.id/
§http://sman1dampit.sch.id/moodle/
§http://sman1subang.sch.id/elearning/
§http://elearning.sman1pare.sch.id
SMP:
§http://elite.smpn2-sbp.sch.id/
SD Muhammadiyah Condongcatur – Yogyakarta
§http://www3.jogjabelajar.org/sdmuhconcat
eLearning di atas umumnya digunakan
sebagai pendukung yaitu sebagai:
§Tempat materi pembelajaran
§Tempat tugas pembelajaran
§Tempat latihan soal/ujian
§Tempat diskusi
Beberapa perguruan tinggi yang mulai mengembangkan e-learning
antara lain:
D. Implementasi
E-learning
Langkah-langkah untuk
merealisasikan program e-learning dapat diklasifikasikan dalam beberapa aspek,yaitu
infrastruktur teknologi informasi, pengelolaan materi e-learning, kebijakan
akademik dan sistem pembelajaran.
1. Infrastruktur
teknolagi informasi
Implementasi
e-learning sangat membutuhkan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang handal, hal itu dikarenakan
akan digunakan online tiap hari dengan kapasitas dan kapabilitas yang memenuhi
kebutuhan institusi sesuai dengan perkembangan institusi pendidikan.
Ada beberapa hal untuk menunjang pelaksanaan
e-learning dari aspek ini diantaranya ;[7]
a. Memperluas
akses jaringan
b. Menyiapkan
kapasitas akses internet
c. Tersedianya
public access untuk semua pengajar dan pembelajar
d. Menyediakan
laboratorium komputer yang online 24 jam di lingkungan sekolah dan kampus.
e. Memiliki
tingkat reliabilitas yang tinggi dan terintegrasi dengan layanan sistem
informasi lainnya
2. Manajemen
pengelolaan
Pengelolaan
materi e-learning sangat dibutuhkan untuk menciptakan dan memelihara materi
pembelajaran yang selalu up to date dan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Maka untuk merealisasikan hal itu diperlukan beberapa hal,
diantaranya:
a. perlu
adanya pelatihan program terpadu untuk meningkatkan kemampuan TIK pengajar.
b. Diperlukan
pelatihan program terpadu untuk meningkatkan TIK pembelajar.
3. Sistem
pengelolaan pembelajaran
a. Sistem
pembelajaran
Sistem
pembelajaran dilakukan dengan pertemuan tatap muka diruang kelas sebanyak 80%,
dan 20% tidak terbatas ruang dan waktu
melelui internet, sehingga memungkinkan pertemuan melalui e-learning lebih banyak disbanding pertemuan secara
tatap muka dikelas. Sehingga disini siswa dituntut untuk aktif mengakses materi pelajaran.
Pembelajaran
melalui website e-learning meliputi:
1. Mengakses
materi pembelajaran
2. Mengerjakan
tugas dan diskusi
3. Membaca
penugasan
4. Presentasi
5. Dialog
antara pengajar dan pembelajar
6. Dialog
antara pembelajar dengan sumber lain
7. Evaluasi
dimaksudkan untuk melakukan penilaian (assessment) bagi pembelajar yang
mengikuti proses pembelajaran e-learning.
b. Pengelolaan
sistem pembelajaran
Proses
pengelolaan sistem e-learning, meliputi :
1. Pengembangan
pengajar
Dengan
mengubah budaya proses pembelajaran konvensional kepada proses pembelajaran website e-learning. Dan diperlukan
kemampuan knowledge, skill dan attitude dalam mengajar dengan menggunakan website e-learning.
2. Pengembangan
materi
Hal
yang perlu dipersiapkan untuk pembelajaran e-learning adalah, penataan ulang
kurikulum, SAP/RPP, membuat materi outline materi kuliah, dan membuat materi
ajar dalam bentuk multimedia. Dengan demikian pengajar harus membuat :
a. outline modul
dalam media power point, word dll.
b. Course outline
terdiri dari: peta konsep, materi pokok, materi pendukung, online reading, dan topik-topik diskusi dan tugas yang dikemas
dalam bentuk multimedia.
Dengan berkembangnya sistem
pendidikan sehingga dengan adanya media pembelajaran sistem e-learning maka
siswa tidak hanya mengakses buku dari sekolah, namun materi atau bahan
pembelajaran sudah ada jauh daripada dinding sekolah. Guru dan siswa sama-sama
dapat mengakses informasi dari jarak jauh keseluruuh dunia untuk memperkaya
pengetahuannya.[8]
Bahkan dari internet kita dapat
mengakses berbagai bentuk seperti teks, video, suara, gambar dan data sehingga
memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Akibatnya dapat mengubah peran
guru dalam proses pembelajaran. Akan tetapi dengan fitur yang seperti itu tidak
dapat dipungkiri tentunya masih mempunyai kelebihan serta kekurangan
dalam hal tertentu.
Diantara kelebihan-kelebihan dari penggunaan media
e-learning yaitu:
a.
Menyajikan variasi media
b.
Memperoleh informasi mutakhir
c.
Kemudahan dan kecepatan akses
d.
Pertukaran ide
e.
Komunikasi yang luwes
f.
Biaya ringan
Sedangkan kekurangannya yaitu:
a. Materi
tidak sesuai dengan umur pelajar
b. Pemanfaatan
hak cipta untuk tugas-tugas sekolah
c. Perkembangan
yang tidak terprediksikan
d. Perawatan
e. Pengaksesan
f. Kecepatan
mengakses
g. Kurangnya
pengontrolan kualitas
BAB
III
KESIMPULAN
Online
learning juga biasa disebut electronic learning atau e-learning,
merupakan pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer
dan media berbasis komputer. Materi pembelajaran diakses melalui suatu jaringan
dengan sumber-sumber seperti website, internet, CD-ROOM, DVD.[9]
Program e-learning dapat membantu subyek didik untuk mengakses pengetahuan
serta juga mendapat bimbingan untuk mencapai hasil tertentu.
Terdapat beberapa tujuan dan manfaat
dari e-learning, seperti meningkatkan kualitas pembelajaran pembelajar, dan
manfaatnya perubahan pertemuan (tatap muka) di kelas dan pertemuan tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu melalui fasilitas e-learning. Karakteristik e-learning
ada dua yaitu sistem yang bersifat statis dan sistem yang bersifat dinamis.
Penerapan proses pembelajaran melalui program e-learning atau online
learning di Indonesia masih bersifat blended
e-learning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama melainkan
sebagai bahan dan alat pelengkap dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran
dengan control guru di kelas masih tetap dominan, siswa belum secara totalitas
menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi
sebagai suplemen dan belum sebagai komplemen atau pengganti proses belajar
mengajar konvensional.
Diantara kelebihan-kelebihan dari
penggunaan media e-learning adalah menyajikan variasi media, memperoleh informasi
mutakhir, kemudahan dan kecepatan akses, pertukaran ide, komunikasi yang luwes,
biaya ringan.
Sedangkan
kekurangannya berupa Materi tidak sesuai dengan umur pelajar, pemanfaatan hak
cipta untuk tugas-tugas sekolah, perkembangan yang tidak terprediksikan, perawatan,
pengaksesan, kecepatan mengakses, dan kurangnya pengontrolan kualitas
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS
Press.
Hujair
Ah. Samaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta:
Safiria Insania.
Dayanto. 2010.
Media Pembelajaran Peranannya
Sangat Penting dalam Menggapai tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
http://wahyupur.wordpress.com/2009/10/19/perkembangan-e-learning-di-indonesia/
[1]
Sri Anitah, Media Pembelajaran, ( Surakarta: UNS Press, 2009), hlm 127
[2]
Ibid, hlm 131
[3]
Hujair Ah. Samaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta:
Safiria Insania, 2009), hlm 204
[4]
Ibid, hlm 204-205
[5]
Dayanto,Media Pembelajaran Peranannya
Sangat Penting dalam Menggapai tujuan pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media,
2010), hlm 169
[6]
http://wahyupur.wordpress.com/2009/10/19/perkembangan-e-learning-di-indonesia/
[7]
Hujair AH. Samaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta:
Safiria Insania, 2009), hlm 206
[8] Sri Anitah, Media Pembelajaran, ( Surakarta:
UNS Press, 2009), hlm 127
[9]
Sri Anitah, Media Pembelajaran, ( Surakarta: UNS Press, 2009), hlm 127
Tidak ada komentar:
Posting Komentar