A.
Sejarah Pendidikan Karakter di Indonesia
Pendidikan
karakter sebenarnya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Sejak perjuangan bangsa
Indonesia untuk merebut kemerdekaan,beberapa pendidik Indonesia modern yang
kita kenal seperti RA Kartini, Ki Hajar Dewantara, Soekarno, Hatta, dll telah
mencoba menerapkansemangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian
dan identitas bangasa yang sesuai dengan karakter dan situasi yang mereka
alami.Kemerdekaan
Indonesia bukanlah semata-mata karena perjuangan fisik yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Kebangkitan
nasional berawal dari ide dan gagasan hasil pemikiran para pemikir dan
cendekiawan yang pernah belajar di luar negeri. Perjumpaan dengan bangasa lain
itulah yang membangkitkan ide tentang menjadi sebuah Negara yang mandiri,
membuat mereka sadar akan realitas “ siapa diri kita ini “. Dan dari sinilah
muncul keindonesiaan yang mesti diperjuangkan dengan kerja keras, melalui
perjuangan yang mengorbankan banyak nyawa dan harta.
B.
Pemahaman Umum Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah
sebuah proses ynag membantu menumbuhkembangkan bebagai macam potensi yang ada
dalam diri manusia. Sedangkan istilah karakter terdapat dua cara interpretasi.
Yang pertama, karakater sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan begitu
saja, lebih kurang dipaksakan, karena telah ada dari sononya( given). Kedua,
karakter dipahami sebagai tingkat kekuatan dimana seorang individu mampu mengatasi
keterbatasan kondisinya(willed).
Dari pemahaman yang
kedua ini, manusia memiliki daya-daya dinamis yang bisa berubah, baik ke arah posotif maupun ke arah negative.Dan
melalui pendidikan karakterlah seorang individu berusaha mengoptimalkan daya
dianamis menjadi sebuah aset, peluang
bagi pengembangan dan penyempurnaan dirinya. Pendidikan karakter berkaitan
dengan bagaimana seorang individu menghayati kebebasannya dalam berhubungan
dengan orang lain sebagai individu, ataupun orang lain sebagai individu yang
ada dalam sebuah struktur yang memiliki kekuasaan.Pendidikan karakter
menjadikan manusia berkembang secara penuh, semakin menjadi manusiawi,mampu
berelasi secar sehat dengan lingkungan di luar dirinya tanpa kehilangan otonomi
dan kebebasannya sehingga ia menjadi manusia yang bertanggung jawab.
C. Urgensi
Pendidikan Karakter
Pendidikan
karakter dewasa ini semakin mendesak untuk diterapkan di lembaga pendidikan,
mengingat berbagai macam perilaku non edukatif yang telah merambah dunia
pendidikan.Fenomena kekerasan, pelecehan seksual, bisnis mania lewat sekolah
seperti korupsi dan kesewenangan yang terjadi di lingkungan pendidikan menambah
suram potret pendidikan di Indonesia. Aksi tawuran antar pelajar yang semakin
marak, ada seorang guru yang tega melecehkan anak didiknya sendiri, sampai pada
bertambahnya jumlah bayi dibuang akibat pergaulan bebas remaja, dan masih
banyak lagi tragedy kemanusiaan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Tentu saja, kita tidak
bisa menjadikan lembaga pendidikan sebagai satu-satunya penyebab demoralisasi
dalam masyarakat. Lembaga pendidikan hanya salah satu lembaga lain yang ada di
masyarakat. Seperti halnya tidak semua hal bisa diatasi dan dipelajari denagan
cara pergi ke sekolah.Akan tetapi,
setidaknya karena asumsi masyarkat terhadap lembaga pendidikan, yang mempunyai andil
dalam proses pembudayaan masyarakat kita, sudah sepantasnya jika sekolah
mempertanyakan dan mengevaluasi kembali program-programnya dalam upaya
mengembangkan ketajaman intelektual dan integritas diri peserta didik sebagai
pribadi yang memilki karakter kuat.
Sekolah sebagai salah
satu lembaga pendidikan formal, dalam upaya pengembangan karakter peserta didik
memiliki focus selain pengembangan intelektual, juga pengembangan moral peserta
didik.Pendidikan karakter diharapkan bisa menjadi salah satu penyembuh penyakit
social dan proses perbaikan dalam
masyarakat.
D. Pendidikan
Karakter Di Sekolah
Yang
menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai yang
berguna dalam pengembangan pribadi peserta didik, sebagai makhluk individual
sekaligus makhluk social.
Pendidikan
karakter di sekolah bisa sidefinisikan sebagai” pemahaman, perawatan, dan
pelaksanaan keutamaan”. Oleh karena itu, pendidikan nilai di sekolah mengacu
pada proses pemahaman nilai, tata cara perawatan dan menghidupi nilai itu,
serta bagaimana seorang siswa memliki kesempatan untuk dapat mempraktikan nilai
itu secara nyata .
Untuk
dapat mencapai tujuan yang utuh seperti telah dijelaskan di atas, diperlukan
pula metode yang akan dipakai sehingga pendidikan karakter menjadi lebih
terarah dan efektif.
a.
Mengajarkan; dengan memberikan konsep
teorotis mengenai suatu nilai, karena suatu tindakan dikatakan ebagai tindakan
bernilai jika dilakukan secara bebas, sadar, dan dengan pengetahuan yang cukup
tentang apa yang dilakukannya.
b.
Keteladanan; Seorang guru dan semua
tenaga kependidikan diharapkan mampu menjadi panutan bagi peserta didik,
merangsang peserta didik untuk dapat mengapilkasikan konsep nilai yang telah
diperoleh.
c.
Menentukan prioritas; yakni menentukan
standar prioritas sutau nilai yang ingin dicapai dalam sebuah lembaga
pendidikan.Dengan prioritas yang jelas, maka proses evaluasi atasberhasil
tidaknya pendidikan karakter juga semkain jelas
d.
Praksis prioritas; sejauh mana nilai
yang diprioritaskan itu dilaksanakan, bagaimana sikap sekolah terhadap
pelanggaran kebijaksanaan.
e.
Refleksi; Karakter yang ingin dibentuk
oleh lembaga pendidikan melalui berbagai macam program dan kebijakan senantiasa
dievaluasi dan direflekdikan secara berkesinambungan dan kritis.
Kelima
hal tersebut menjadi patokan dalam menghayati dan menghidupkan pendidikan
karakter di dalam sebuah lenbaga pendidikan. Lima hal itu bisa digambarkan
sebagai lingkaran dinamis dialektis yang senantiasa berputar semakin maju.
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar